Terbentur, Terbentur, Terbentuk

 


Terbentur, terbentur, terbentuk. Sebuah adagium epik yang penuh makna dari Tan Malaka. Adagium yang menyimbolkan tentang proses bahwa segala sesuatu yang dialami manusia membutuhkan waktu dan ruang. Tiada yang instans, kecuali mendapat rahmat khusus dari Tuhan. Tan Malaka mengajarkan bahwa dalam menyikapi sesuatu hal, manusia perlu memandang adanya ikhtiar. Seberapa jerih payah yang dilontarkan untuk mengusahakan sesuatu tersebut. Hal ini perlu dilandasi keyakinan sebagai pondasi yang kokoh. Tercermin pula kekuatan yang manusia kerahkan untuk meraih sesuatu.

Percayalah, bahwa Tuhan ingin melihat manusia berjuang, berikhtiar disertai do'a terlebih dahulu sebelum Ia menghendaki. Ia ingin manusia terbentuk dari proses benturan-benturan yang dia dapatkan dari segala sisi. Pada haakikatnya, proses atau momentum benturan tersebut adalah pengalaman berharga yang akan menempa dirinya menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Tentu ia akan memperolehnya bila maksimal dan totalitas dalam menjalaninya.

Berkenaan dengan pernyataan di atas dan petuahku pada aksara sebelumnya, kali ini aku kabarkan mengenai akhir resolusi 2023ku. Sebagaimana optimismeku, alhamdulillah aku dapat mengabarkan kabar baik karena satu resolusi akhirku benar terealisasi. Aku bersyukur aku benar-benar mampu menuntaskan apa yang telah aku mulai. Terlepas dari lika-liku jalan yang menjadi hambatan, aku sampai di sini. Berkat ridla dan kuasa-Nya aku bisa melewatinya.

Kini, bulan dan tahun telah berganti kembali. Aku harus mengupgrade resolusiku agar aku senantiasaa berada pada jalur dan fokus menghadapi tujuan. Semoga semua yang akan aku rencakan ini dipermudah oleh-Nya dan dapat meghantaran diriku menjadi hamba yang selamat dunia akhirat aamiin. 

Terbentur, Terbentur, Terbentuk Terbentur, Terbentur, Terbentuk Reviewed by Wahyuni Tri Erna on Desember 31, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

top navigation

Diberdayakan oleh Blogger.