Matilah engkau mati, maka engkau akan lahir berkali-kali. -Kutipan puisi Soetardji Calzoum Bachri (Laut Bercerita).
Pemuda mempunyai peran yang penting bagi kemajuan bangsa. Seperti apa yang telah dikatakan oleh Presiden RI 1 Bapak Soekarno, bahwa "Beri aku 1000 orang tua, maka akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia". Dari statement Beliau, kita dapat mengetahui bahwa pemuda menempati sosok vital. Oleh karenanya, pemuda menjadi tonggak kondisi suatu negara.
Bagaimana keadaan generasi muda saat ini adalah cerminan negara di masa yang akan datang. Sebab, pada masa itu bangku-bangku kekuasaan, pimpinan, dan posisi vital lainnya akan diduduki oleh para generasi muda saat ini. Jadi, sangat perlu perombakan dan dorongan terhadap generasi muda untuk aktif, inovatif, dan produktif. Generasi yang senantias mengisi hari-hari dengan hal yang positif.
Kini, penulis juga tengah berada pada masa muda. Usia dimana sebagian besar rekan penulis sudah berumah tangga, tapi ada pula yang masih melalangbuana (ex: penulis xixi) Itu semua adalah pilihan masing-masing individu. Penulis dalam konteks ini tidak akan membahas mana pilihan yang baik or buruk. Namun, penulis akan lebih menyorot pada peluang dan kesempatan. Bagaimana menapaki kehidupan dengan tanpa kungkungan ideologi yang kolot, pemikiran yang kaku dan kurang fleksibel.
Contoh saja di daerah X, ada beberapa masyarakat yang belum masif melek pendidikan dan mayoritas terbelenggu oleh pandangan sempit. Mereka melayangkan statement egois dan bila dikritik atau diingatkan justru menentang, marah, bahkan ngamuk. Statement kecil yang menjadi salah satu titik tekan yaitu mengenai perempuan.
Perempuan terkadang masih dipandang sebagai barang dan kerapkali dibebani urusan domestik yang sepatutnya bisa dikerjakan secara bersama dengan pasangan atau bagi tugas. Sayang, laki-laki sebagai suami hanya beranggapan bahwa tugas dan tanggung jawab dalam keluarga hanyalah mencari nafkah. Padahal, lebih dari sekadar itu. Mana kata janji manis kaum Adam yang menyatakan bahwa akan menjadikan istri sebagai permaisuri? Apakah setelah berumah tangga, kata tersebut dapat benar termanifestasikan?
Semoga perkembangan zaman semakin membukakan mindset banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk lebih peduli terhadap ilmu-ilmu dasar kehidupan, bukan hanya permainan logika yang bila tidak mawas, maka akan membuat jiwa lepas. Lebih aware terhadap parenting, tidak patriarki, lebih mengedepankan kepentingan ummat di atas individu, serta saling sinergi bukan caci maki. Sebab, yang harus dicari adalah solusi, tidak adu energi. Sungguh, saat ini dan nanti sesungguhnya dunia itu tidak kekurangan orang sukses, tapi ia lebih minim orang jujur dan baik.
Yuk saling introspeksi diri. Sudahkah kita berbuat baik hari ini? Sudahkah kita bersyukur hari ini? Sudahkah kita mengupgrade diri? Mari mulai dari hal-hal sederhana dan kecil. Menjadi pionir menuju generasi emas.
Jadi, jika kita belum mampu mengubah orang lain, maka kamu masih bisa berkontribusi membantu dengan memberikan contoh yang baik dan benar bagi mereka. Mengenai hasil, serahkan pada-Nya.
Reviewed by Wahyuni Tri Ernawati
on
Juli 13, 2025
Rating:


Tidak ada komentar: