Cerita Pembelajar



Tidak semua keinginan manusia dapat menjadi nyata. Ada kalanya Tuhan mengabulkan, kadang juga tidak meng-Iyakan. Sebab, Ia tahu apa yang sesungguhnya manusia butuhkan. Namun, jangan jadikan hal ini sebagai sebuah alasan untuk selalu menyalahkan keadaan. Sejatinya, Tuhan sedang memberikanmu ujian. Ia ingin tahu apakah kamu akan bersabar atau justru sebaliknya.

Mungkin saat ini kamu sedang berada di posisi yang mendebarkan. Fase yang kemungkinan besar sebenarnya pernah dialami setiap orang. Fase dimana jiwa dan ragamu serasa remuk. Kamu lelah dengan segalanya, dan kerap overthinking mengenai ketidakpastian. Hei… itu wajar, Besti. Aku juga pernah mengalaminya.

Pada kasusku, aku mengalami perasaan itu tatkala transisi menuju dewasa. Yap. Sejauh aku hidup, fase ini adalah salah satu masa yang paling buruk. Aku down. Aku lelah. Aku putus asa. Bahkan, aku hampir melakukan hal diluar nalar. Sepedih itu memang. Masa-masa kelam yang terjadi selama berbulan-bulan itu aku jalani sendirian. Hanya batin dan pikiranku yang riuh terus berontak. Sementara ragaku stuck di satu tempat.

Satu hal yang dapat disalahkan adalah keputusanku yang selalu memendam. Aku suka menyembunyikan sesuatu yang kuanggap tidak baik atau akan menjadi beban bila diceritakan. Teman, saudara, bahkan keluargaku pun banyak yang tidak mengenal dan mengetahui seluk beluk rahasiaku. Saat itu aku hanya percaya pada Allah swt sebagai Tuhanku. Aku khawatir masalah yang aku bawa dapat semakin membebani mereka-mereka. Aku tidak ingin hal itu terjadi. Oleh sebab itu, aku hanya berkeluh kesah dan menceritakan perasaanku pada-Nya. Tentang takdir hidupku, tentang masalahku, tentang segalanya.

Maaf. Aku bukan berarti tidak menganggap mereka. Aku hanya sedang kacau. Itu kebiasaan yang sulit untuk aku ubah. Sekecil atau sebesar apapun masalah yang sedang terjadi, seharusnya aku tetap sharing. Dengan begitu, mungkin aku akan jadi lebih lega. Meski tidak ada solusi apapun, setidaknya kecamuk yang ada di pikiran dapat teredam. Itulah filosofi keluarga, saling berbagi dan merangkul di segala keadaan.

Kini, aku sedang survive sembari menghilangkan kebiasaan tidak baik itu. Aku akan berusaha menjadi longlife learner. Orang yang senantiasa belajar dari kejadian atau pengalaman yang telah lalu. Semoga perjuanganku segera menemui titik temu, begitu juga dirimu. Jika saat ini kamu merasakan apa yang pernah aku alami, please… jangan menyerah ya….

Jangan ambil keputusan seperti yang pernah aku lakukan. Jangan simpan semuanya sendiri, karena itu sangat berbahaya. Temukan orang yang kamu percaya. Jika kamu belum punya, seyogyanya kamu berkonsultasi dengan orang yang lebih banyak pengalamannya. Setidaknya kamu bercerita. Bisa juga lewat aksara. Menuliskan semua di buku harian atau semacamnya. Pesanku, teruslah bernafas untuk hari esok. Walau seisi dunia menentangmu, kamu tidak perlu ragu. Yang penting masih berada pada koridor Tuhanmu. Jadi, teruslah melaju jika itu pilihan terbaikmu. Sebab, kamu tidak perlu validasi dari siapapun.


Cerita Pembelajar Cerita Pembelajar Reviewed by Wahyuni Tri Erna on Agustus 07, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

top navigation

Diberdayakan oleh Blogger.